Sabtu, 01 Oktober 2011

pengertian surga dan neraka

Kata “Nâr” dalam Al Quran diterjemahkan menjadi “Neraka”. Kata neraka ini berasal dari Agama Hindu “ Naraka” yang kemudian diserap menjadi neraka. Di dalam agama Islam tidak ada neraka yang ada adalah kata “Nâr”. Pengertian neraka dalam agama Hindu mungkin berbeda dengan nâr di agama Islam. Untuk mengetahui pengertian Nâr yang sesungguhnya, perlu dikaji melalui kajian kosa-kata. Menurut Ar Raghib Al Ashfahani mengatakan bahwa kata Naar dipakai menunjukkan “rasa panas”,

baik panasnya perasaan, panas api atau panasnya (berekecamuknya) perang. Nâr ini dalam Al Quran ada beberapa sebutan. Yang pertama, huthamah. Menurut Yusuf Ali huthamah itu artinya ”to Breaks to Pieces” atau pecah atau hancur berkeping-keping. Huthamah ini berasal dari kata hathama yang artinya menghancurkan atau memecahkan. Kata Huthamah ini ditemukan dalam QS Al Humazah. Humazah berasal dari kata hamaza yang artinya memeras, menekan dan mencela. Dalam QS Al Humazah (104) menjelaskan bahwa orang yang memeras, menekan, mencela, mengumpulkan harta dan suka menghitung-hitung hartanya serta kikir tidak mau infak, akan dihancurkan hidupnya melalui panas yang menyala sampai ke hatinya. Hati yang sangat panas bergelora laksana api yang menyala disebut fu’ad dan jamaknya af ’idah. Yang kedua, Hawiyah. Kata hawiyah ini berada di dalam QS Al Qaari’ah. Qaariah ini berarti bencana atau malapetaka. Bencana ini digambarkan, dalam surat ini , manusia bertebaran seperti anai-anai dan gunung-gunung seperti bulu berhamburan. Sedang hawiyah dapat berarti jurang yang dalam, sumur yang dalam dan hawa atau udara (atmosphere). Tahukah kamu “hawiyah” ? Api yang sangat panas. Pengertian hawiyah yang sesuai dengan api yang panas tentunya adalah hawa atau udara. Bagi orang yang mempunyai berat timbangannya berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan sebaliknya, bagi orang yang ringan timbangannya berada dalam kehidupan yang hawanya sangat panas atau situasinya sangat panas atau paling tidak dalam kehidupan yang tidak memuaskan. Kebalikan dari kehidupan yang memuaskan. Yang ketiga, Jahim. Kata jahim ini berasal dari kata jahama artinya menyalakan. Al jahiimu artinya api yang menyala-nyala atau tempat yang sangat panas. Dalam QS Infithaar digambarkan bahwa bila langit terbelah dan bintang jatuh berserakan , lautan menjadi meluap dan kuburan menjadi terbongkar atau terbalik, maka orang-orang alim dan berbudi akan berada dalam kebahagiaan (Inggris :bliss). Sedangkan orang-orang yang jahat dan durhaka akan berada dalam api atau tempat yang sangat panas yang sangat tidak membahagiakan alias sengsara. Yang keempat, Saqar. Kata saqar ini berasal dari kata saqara artinya menyengat. Panas yang menyengat. Termasuk panas hati karena saking sakitnya hati. Dalam QS Al Muddatstsir bahwa bagi yang menentang ayat-ayat Allah, akan diberikan oleh Allah beban pendakian yang sangat memayahkan. Dan bagi orang yang berpaling dari kebenaran dan sombong, akan di masukkan kedalam panas yang menyengat (saqara). Tahukah kamu apakah “saqar” itu ? Saqar itu adalah tidak meninggalkan dan tidak membiarkan, yang membakar kulit manusia. Sesungguhnya saqar itu adalah salah satu bencana dan ancaman bagi manusia. Bagi orang yang mendustakan Hari Pembalasan, membicarakan yang bathil, tidak mengerjakan salat dan tidak memberi makan orang miskin, maka akan dimasukkan kedalam saqar atau panas nya hati yang penuh kesengsaraan dan penuh kesedihan. Sedang golongan kanan dimasukkan ke dalam taman-taman yang penuh kesenangan dan kegembiraan. Yang kelima, Sa’iir. Kata sa’iir ini ini dari kata sa’ara yang artinya menyalakan. Sa’iir artinya nyala api atau api yang menyala. Dalam QS Al Mulk menggambarkan bahwa orang yang tidak percaya bahwa Allah yang menciptakan mati dan hidup untuk menguji manusia, dan orang yang tidak percaya bahwa Allah menciptakan 7(tujuh) langit yang berlapis-lapis dan seimbang. Orang-orang tersebut akan di adzab yang panas menyala-nyala. Adzab ini berarti segala sesuatu yang menimbulkan kesulitan atau menyakitkan dan memberatkan beban jiwa dan atau fisik. Adzab ini diberikan karena merupakan sanksi yang dijatuhkan kepada manusia. Sa’iir bisa juga diartikan beban jiwa yang sangat berat atau jiwa yang panas menyala-nyala. Yang keenam, lazha. Kata lazha ini berarti menyala-nyala. “Talazha wal tazha rrojulu “ artinya menyala-nyala kemarahannya. Dalam QS Al Lail (90) menggambarkan bahwa orang-orang yang menafkahkan harta dan membersihkan dengan penuh ridha terhadap Allah, akan mendapatkan kepuasan (Inggris: satisfaction) dan kesenangan (Inggris: pleasure). Sebaliknya bagi mereka yang bakhil dan merasa dirinya cukup tidak perlu pertolongan. Mereka berarti menyiapkan jalan yang penuh kesulitan dan kesengsaraan.. Bahkan orang-orang yang mendustakan kebenaran dan berpaling dari iman, maka mereka diberikan peringatan dengan api yang menyala-nyala atau dimasukkan kedalam kesengsaraan hati yang panas menyala-nyala. Yang ketujuh, Jahannam. Kata ini berasal dari bahasa Parsi, yang berarti sumur yang dalam atau sesuatu yang sangat dalam. Kata “Naru jahannama” berarti api yang berada disuatu yang sangat dalam. Dalam QS At Taubah (9) ayat 34 dan 35 menggambarkan bahwa orang-orang yang memakan harta orang dengan jalan bathil dan menghalang-halangi orang di jalan Allah serta orang-orang menyimpan kekayaan ( emas dan perak ) dan tidak meng-infaqkan pada jalan Allah, maka akan mendapat adzab (beban kesulitan atau kesengsaraan) yang sangat pedih pada hari ketika harta kekayaan menimbulkan panas di dalam api yang berada di sesuatu yang dalam. Panas itu akan ditempelkan (atau dirasakan ) pada dahi, lambung dan punggung agar orang-orang merasakan akibat harta yang mereka simpan. Dari penjelasan-penjelasan yang disampaikan diatas, bahwa nâr itu lebih berarti panasnya api yang berkecamuk dalam fu’ad, hati dan jiwa manusia, mengingat pengertian adzab itu merupakan antara lain beban berat dalam jiwa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar